Skip to content

Wrestling

  • Home

Fritz Haber, Ilmuwan Terhebat Bangsa Jerman (Part 1)

Posted on February 13, 2020February 13, 2020 by superadmin

Fritz Haber adalah ilmuwan Yahudi dari Jerman yang dimasa mudanya bisa dikatakan tidak setuju dengan Zionisme. Ya, tidak semua orang Yahudi setuju Zionisme, sebagian percaya bahwa bangsa Yahudi bisa bersatu dengan masyarakat di sekitarnya. Tanpa tokoh ini, saat ini mungkin manusia sudah menghadapi bencana kelaparan. Dalam sejarah kita mungkin mengenal ilmuwan-ilmuwan besar seperti James Swat, Alfa Edison dan lainnya, namun sedikit dari kita yang mungkin mengenal Fritz Haber.

Bagi sebagian orang Fritz Haber mungkin lebih dikenal sebagai ilmuwan yang mengembangkan gas beracun dalam perang dunia pertama. Sekalipun demikian, ia tetap dipilih sebagai pemenangan dari hadiah nobel. Mungkin banyak yang bertanya mengapa seorang pengembang gas beracun malah mendapatkan hadiah nobel.

Pada tahun 1886, Fritz Haber lahir sebagai keturunan Yahudi di kota Breslau yang pada saat itu masih merupakan wilayah dari kekaisaran Jerman. Sekarang kota itu bernama Wroclaw Polandia, sejak masa mudanya, ia dikenal sangat menyukai sains khususnya pelajaran kimia. Namun karena kekurangan lab kimia di sekolahnya ia pun sering mengadakan penelitiannya sendiri di kamarnya.

Pada usianya yang masih sangat muda yaitu 22 tahun ia berhasil meraih gelar Doktor di bidang kimia organik dari Frederick Wilhelm University Jerman. Suatu bidang yang menurut Hank Green adalah bidang yang sulit. Seorang yang berhasil meraih gelar Doktor bidang kimia di Jerman dengan predikat Cum Laude pada usianya yang masih 22 tahun tentu dapat disebut sebagai jenius.

Fritz kemudian menikah dengan seorang wanita Yahudi pula yang tidak kalah jenius. Gadis beruntung tersebut bernama Clara Immerwahr, ia adalah wanita pertama yang mendapat gelar doktor dalam bidang kimia dengan predikat Cum Laude. Mungkin banyak dari kita yang merasa pasangan ilmuwan jenius ini tentunya akan memiliki hidup yang bahagia. Kira-kira hal jenius apa yang akan mereka lakukan?.

Memasuki abad ke 20, manusia menghadapi ancaman serius yang terus menjadi bahan diskusi dari para ilmuwan saat itu. Mungkin kamu masih ingat dengan ahli demografi yang bernama Thomas Malthus, ia meramalkan bahwa suatu hari nanti dimasa depan krisis pangan pasti akan terjadi. Ia menjelaskan kondisi tersebut akan terjadi saat kapasitas produksi pangan tidak lagi mampu untuk memenuhi kebutuhan manusia yang jumlahnya terus meningkat dari waktu ke waktu. Menurut Malthus, solusi dari masalah tersebut adalah dengan mengurangi jumlah kelahiran dengan alat kontrasepsi contohnya atau meningkatkan jumlah kematian dengan perang, penyakit dan lainnya.

Pada tahun 1900 saja, jumlah manusia di dunia sudah mencapai 1,6 miliar orang. Agar mampu memenuhi kebutuhan pangannya, lahan-lahan pertanian yang ada harus terus berproduksi. Masalahnya jika lahan yang subur terus menerus digunakan untuk kebutuhan pertanian, maka tingkat keseburannya juga akan berkurang demikian juga dengan kandungan nitrogennya. Nitrogen merupakan salah satu unsur hara terpenting bagi pertumbuhan tanaman. Menurunnya kandungan nitrogen didalam tanah akan sangat mempengaruhi produktifitas tanaman yang pada akhirnya dapat mengakibatkan bencana kelaparan.

Berbagai negara di Eropa berusaha menyelesaikan masalah ini dengan mengimpor pupuk kotoran hewan dalam jumlah yang sangat besar. Perlu diingat pada saat itu pupuk maupun pestisida kimia masih belum ditemukan, semuanya masih organik. Keberuntungan berpihak kepada sebuah negara di Amerika Latin yang bernama Chile, Chile dikenal sebagai negara yang mengekspor guano. Guano adalah sejenis pupuk dari kotoran hewan yang terkenal kaya akan nitrogennya.

Jadi dapat dibayangkan saat itu ketahanan pangan dari negara maju sekalipun sangat bergantung pada impor kotoran hewan dari negara lainnya. Bagi mereka yang mempelajari pertanian, ketahanan panganĀ  adalah hal yang sangat penting bagi setiap negara. Terus bergantung pada import untuk memenuhi kebutuhan pangannya mungkin bukan pilihan yang baik dan bijaksana.

Sebenarnya pada zaman itu para ilmuwan sudah mengetahui bahwa di udara banyak mengandung nitrogen. Yang menjadi masalahnya adalah tidak ada seorangpun yang sanggup mengubahnya menjadi pupuk. Benar-benar ironis dimana manusia sudah berhasil melihat solusinya namun tidak sanggup meraih solusi tersebut. Namun pada tahun 1908 itu semua berubah ketika seorang ilmuwan Jerman berhasil menerobosnya.

Posted in Uncategorized

Post navigation

Next PostFritz Haber, Ilmuwan Terpenting Dari Jerman (Part 2)

Berita Terbaru

  • Jenis Permainan Di Bandar Poker Terpercaya
  • Panduan Judi Slot Online Terbaik Untuk Bettor
  • Memilih Situs Judi Online Terbaik Untuk Bemain Poker
  • Kisah Dibalik Sejarah Hari Valentine
  • Fritz Haber, Ilmuwan Terpenting Dari Jerman (Part 2)

Archives

Slot Online Terbaru Indonesia

Domino99

Slot Terbaru

IDN Poker Ceme

Istana911

Judi Online Terpercaya

Agen Judi Online

Powered by Headline WordPress Theme